INILAH CINTA
Oleh : Sukahar
Ahmad Syafi'i
Namanya Farah Amelia,
gadis cantik asal kota Semen inilah yang membuatku sering melamun dan tak bisa
tidur nyenyak, selalu terbayang wajahnya yang cantik dan senyumnya yang
mempesona.
Memang tidak lama aku
kenal dengannya, mungkin baru sekitar empat bulanan sejak dia masuk sekolah ini
sebagai siswi baru, tapi mengapa setiap aku memandang wajahnya dan melihat
senyumnya, hatiku merasa berdebar-debar bahkan akhir-akhir ini aku sering gugup
jika berhadapan dengannya.
Sebenarnya ini tidak
realistis,masa' baru kenal udah jatuh cinta, apa ini yang namanya cinta, ah aku
juga tak tahu sebenarnya apa cinta itu. Oleh karena itu kali ini aku akan
buktikan apa aku memang telah jatuh cinta kepadanya.
" Fik… fik.. Farah datang tuh" bisik Edi
kepadaku
" Iya.. iya udah tahu aku" jawabku ketus
" yang rileks Sob, jangan tegang gitu" Edi
komentar lagi sambil menepuk pundakku
" Rileks gundulmu, kayaknya aku nggak berani
Ed"
"Walah, Preman kok nembak cewek nggak berani
" ejek Edi padaku
" Bener Ed, untuk yang satu ini, aku
bener-bener nggak berani, aku juga nggak tahu kenapa" kataku penuh
keyakinan
" Yo wes
kalau begitu, bakal nyesel kowe Fik" Edi kembali lagi mengejekku
seraya pergi meninggalkanku
" Woe… mau kemana kamu Ed" teriakku pada
Edi
" Ke Kantin, laper neh" jawab Edi singkat lalu menghilang di
kerumunan para siswa yang sedang mengantri makanan di Kantin
Lagi-lagi
aku gagal untuk mengungkapkan perasaan cintaku padanya, entah kenapa aku harus
takut, padahal di Sekolah ini aku terkenal Si Penggoda Wanita dan Si Tukang
Jahil, masa' nembak cewek gitu aja takut. Kenapa ya..? bisikku dalam hati.
Masih bingung memikirkan hal itu tiba-tiba Andi datang dengan tawa khasnya
mengagetkanku
" Hahaha… Yah payah kon Fik, ngono wae takut,
huh cemen" ejek Andi sambil meringis
" Ah, sialan kowe, teko-teko ngece" kataku
sambil menjitak kepalanya
" Habis dari kemarin Cuma punya rencana mau
nembak doank, mana bukti dan realisasinya” lagi-lagi Andi komentar disertai
tawanya yang khas
" nggak tahu ah Ndi, pusing aku" jawabku
sekenanya sambil berjalan meninggalkannya
* * *
" Anak-anakku semuanya, terutama kalian yang
menduduki bangku kelas tiga, Ingat pesan Bapak ini. Jangan banyak bermain,
bercanda dan mengerjakan segala sesuatu yang tidak bermanfaat, Ujian Akhir
sudah di depan mata, waktu kalian tidak banyak hanya tiga minggu terhitung
mulai sekarang" Pidato Pak Anwar, Kepala sekolahku yang terlihat lebih
tegas dari biasanya
" jangan sampai ada diantara siswa dari Sekolah
ini tidak lulus Ujian Akhir Nasional, jika hal yang demikian itu terjadi,
sungguh-sungguh memalukan"
" Tuh fik dengerin, mikir ujian fokus sama
ujian donk, jangan mikir cewek melulu" Edi nyerocos nyindir aku sambil
memonyong-monyongkan bibirnya
" Hussh, ojo berisik" kataku sambil
meletakkan jari telunjukku pada bibir
Aku
berjalan lemas menuju kelas, pidato Pak Anwar kepala Sekolahku pada Apel
mingguan tadi masih terngiang-ngiang dikepalaku, satu sisi aku harus
mempersiapkan mental dan fisik untuk menghadapi ujian akhir, di sisi lain aku juga
harus menyiapkan mental dan fisik untuk mengungkapkan isi hatiku pada Farah. "Ya masalah ini
harus aku selesaikan sebelum semuanya terlambat" lirihku dalam hati
Tidak
terasa waktu pun berjalan begitu cepat, Ujian AKhir Nasional (UAN) tinggal
menghitung hari, dan hari ini aku mau semua hal yang membebani pikiranku tuntas
sehingga pada hari H Ujian Akhir nanti aku bisa lebih tenang dan konsentrasi.
" Bagaimana kalau aku ditolak" tanyaku
pada Andi
" itulah Resiko mencintai, Teman " jawab
Andi enteng
" Maksudnya"
tanyaku nggak paham
" wah pangeran cinta, udah lupa sama filsafat
cintanya sendiri, namanya suka, cinta pada seseorang itu punya dua konsekuensi
Fik " Andi mulai menerangkan
" udah cepet jelasin" desakku tak sabar
pada Andi
" konsekuensinya, bisa juga cinta kita
diterima, bisa juga ditolak. Cinta itu kan tidak memaksa tapi memberi kebebasan
Fik, yang terpenting adalah berani menyatakan Cinta itu" lanjut Andi
" Ya sudah kalau gitu, Do'akan ya Sob" Aku
pergi meninggalkan Andi
" Oke, Moga sukses" Andi mengacungkan jari
jempolnya padaku
* * *
Waktu
sudah menunjukkan pukul dua siang, Sekolah terlihat lengang dan sepi, mungkin
karena semua siswa, guru dan para karyawan pada pulang ke Rumah masing-masing
untuk istirahat siang setelah seharian mereka sibuk di Sekolah ini.
Hari
ini adalah hari yang mendebarkan bagiku, karena hari inilah aku menerima
jawaban cintaku dari Farah, Aku harus benar-benar mempersiapkan mental jika
ternyata memang Farah menolakku. "Mudah-mudahan Farah segera datang
memenuhi janjinya" bisikku dalam hati
" Mas Afik ya..?" Tanya Eva adik kelasku
" Iya betul" Jawabku singkat
" Ini Mas, ada titipan dari mbak Farah"
kata Eva sambil memberikan sepucuk surat kepadaku
" lah Farahnya mana..? kok nggak ke
sini..?" tanyaku penasaran
" Mbak Farahnya lagi kurang enak badan Mas,
makanya aku disuruh ke sini" jawab Eva sambil tersenyum
" Ya sudah, thanks ya"
" Duh, bukan orangnya yang datang, eh malah
Suratnya yang datang" gumamku jengkel
Perlahan-lahan dengan jantung berdebar-debar
seakan-akan mau pecah, aku membuka sepucuk surat dari Farah
" Kalau engkau bersedia menungguku, aku pun
tetap menunggumu sampai saatnya tiba nanti"
Plong hatiku rasanya setelah membaca surat dari
singkat dari Farah, tidak sia-sia penantianku selama ini ternyata dia juga membalas
cintaku, ingin rasanya kusampaikan pada pohon-pohon, rumput-rumput yang ada di
sini bahwa " INILAH CINTA"
0 komentar:
Posting Komentar